A. Permasalahan
Anak perempuan kelas 2 SLTP berumur 15 tahun akan dinikahkan dengan lelaki kakak kelasnya karena kasus kecelakaan, tetapi sudah tidak memiliki wali nasab, karena ayah, kakek, saudara kandung seayah seibu, saudara kandung seayah dan paman dari jalur ayah semua sudah meninggal.
Dan pernikahan mereka ini harus dengan cara nikah syar’ie, tidak bisa didaftarkan di KUA karena tidak memenuhi UU Perkawinan dari segi umur. Umur kedua catin tersebut belum mencapai 19 tahun. Dan juga tidak bisa menggunakan wali hakim, karena posisi wali hakim itu secara peraturan perundangan dijabat oleh kepala KUA dan atau penghulu yang di-SK.
B. Pertanyaan
Bagaimana solusi dari permasalahan ini, siapa yang yang bisa menjadi wali nikah, sehingga anak perempuan tersebut bisa dinikahkan dengan lelaki yang mau menikahinya?
C. Jawaban
Ketika calon pengantin tidak bisa dinikahkan dengan menggunakan wali nasab dan wali hakim, maka solusinya adalah pernikahan dengan menggunakan wali muhakkam.
Pernikahan seperti ini tidak bisa didaftarkan di KUA, karena tidak tercover atau tidak termuat dalam UU perkawinan, tetapi sah secara fikih Islam atau secara syar’ie, atau terkadang disebut sirri.
Wali muhakkam adalah seorang lelaki yang adil dan mempunyai ilmu tentang hukum pernikahan dalam Islam yang diangkat sebagai wali nikah oleh dua mempelai catin karena tidak adanya wali nasab dan wali hakim, atau keduanya ada tapi berhalangan tetap.
D. Tatacara Mengangkat Wali Muhakkam.
Pengangkatan wali muhakkam itu dalam istilah fikih sering disebut tahkim (تحكيم) atau tauliyah (تولية). Ada ijab qobul dalam tatacara mengangkat wali muhakkam atau ‘tahkim’ atau ‘tauliyah’ yaitu masing-masing catin mengatakan kepada orang yang akan diangkat jadi wali muhakkam sbb:
حكمتك لان تزوجني من فلان او فلانة
“Saya mengangkat Anda sebagai wali muhakkam untuk mengawinkan saya dengan Fulan / Fulanah”
Lalu orang yang diangkat wali muhakkam menjawab:
قبلت
“Saya terima”
Setelah itu, orang tersebut sah sebagai wali muhakkam, lalu kemudian sebagai wali dia dan calon pengantin pria melakakun ijab-qobul pernikahan atau perkawinan.
Dengan demikian akad nikah telah sah secara fikih Islam atau secara syar’ie. Dan untuk menyesuaikan dengan UU Perkawinan, maka ketika umur mereka mencapai 19 tahun, pernikahan mereka bisa didaftarkan di KUA dan akad nikah yang dilakukan di KUA dinamai ‘tajdidun-nikah’, yang menurut jumhur ulama fikih tidak membatalkan akad nikah yang pertama.
E. Referensi
التحكيم والتولية
(مسألة: ب ش): الحال في مسألة التحكيم أن تحكيم المجتهد في غير نحو عقوبة لله تعالى جائز مطلقاً، أي ولو مع وجود القاضي المجتهد، كتحكيم الفقيه غير المجتهد مع فقد القاضي المجتهد، وتحكيم العدل مع قد القاضي أصلاً أو طلبه مالاً وإن قل، لا مع وجوده ولو غير أهل بمسافة العدوى، وكذا فوقها إن شملت ولايته بلد المرأة، بناء على وجوب إحضار الخصم من ذلك الذي رجح الإمام الغزالي والمنهاج وأصله عدمه، ولا بد من لفظ من المحكمين كالزوجين في التحكيم كقول كل: حكمتك لتعقد لي أو في تزويجي، أو أذنت لك فيه، أو زوجني من فلانة أو فلان، وكذا وكلتك على الأصح في نظيره من الإذن للولي، بل يكفي سكوت البكر بعد قوله لها: حكميني أو حكمت فلاناً في تزويجك، ويشترط رضا الخصمين بالمحكم إلى صاحب الحكم لا فقد الولي الخاص، بل يجوز مع غيبته على المعتمد كما اختاره الأذرعي، ولا كون المحكم من أهل بلد المرأة، فلو حكمت امرأة باليمن رجلاً بمكة فزوّجها هناك من خاطبها صح وإن لم تنتقل إليه، نعم هو أولى لأن ولايته عليها ليست مقيدة بمحل، وبه فارق القاضي فإنه لا يزوج إلا من محل ولايته فقط، بل لو قالت: حكَّمتك تزوجني من فلان بمحل كذا لم يتعين إلا إن قالت: ولا تزوِّج في غيره.
(مسألة: ي): غاب وليها مرحلتين ولم يكن ثم قاض صحيح الولاية بأن يكون عدلاً فقيهاً، أو ولاه ذو شوكة مع علمه بحاله بمسافة القصر حكَّمت هي والزوج عدلاً يقول كل منهما: حكمتك تزوجني من فلانة أو فلان، ولا بد من قبول المحكم على المعتمد ثم تأذن له في تزويجها، ويجوز تحكيم الفقيه العدل ولو مع وجود القاضي كغير الفقيه مع عدمه بمحل المرأة ولو مع وجود فقيه.
بغية المسترشدين ص ٢٠٧ - ٢٠٨.
Wallohu A’lamu Bisshowabi.