Mohammad Danial Royyan
oleh Mohammad Danial Royyan
Waktu baca 1 menit

Katagori

Grup

Oleh: Mohammad Danial Royyan

Peribahasa tersebut merupakan peribahasa paling populer yang berasal dari Imam Syafi’i RA, pendiri madzhab Syafi’i, madzhab fikih yang paling banyak pengikutnya di dunia.

Di samping menjadi ahli fikih dan pencipta ilmu ushul fikih, Sang Imam adalah tokoh sastra yang kata-kata hikmahnya mendekati apa yang diciptakan Imam Ali bin Thalib RA. Ada kitab kumpulan syair Sang Imam yang berjudul Diiwan Al-Imam As-Syafi’i dan kata-kata hikmahnya ada di dalam kitab khbàrul Muhtadin.

Menurutnya, ketika kita telah melakukan prestasi dalam perjuangan lalu ada orang atau kelompok yang nyinyir terhadap apa kita lakukan, maka lebih baik kita diamkan mereka dan tidak perlu kita gubris nyinyiran mereka. Anjing menggonggong itu merupakan perumpamaan mereka yang nyinyir karena terpengaruh rasa dendam dan hasut. Dan kafilah (jaringan) kita yang telah dan sedang bekerja keras terus saja lanjutkan perjuangan dan pekerjaan kita. Yang terpenting adalah hasil kerja kita bisa dirasakan oleh orang banyak.

Dalam mengintisarikan uraiannya itu, Sang Imam berkata:

الكلاب تعوى والقافلة تسير

“Anjing-anjing itu menggonggong dan kafilah tetap berlalu”.

Imam Syafi’i juga berkata dalam syair sebagai berikut:

قل ما شئت بمسبتي * فسكوتي عن اللئيم هو الجواب

لست عديم الرد لكن * ما من أسد يجيب على الكـــلاب

“Katakan apa yang engkau mau dalam mecelaku. Diamku terhadap orang yang hina adalah jawaban.”

“Bukan aku tidak bisa menjawab. Tetapi tidak ada singa yang mau menjawab gonggongan anjing.”

Tulisan ini bersumber dari:

  1. Diiwan Al-Imam As-Syafi’i
  2. Ikhbàrul Muhtadin ‘An Akhbàril Mujaddidin