Mohammad Danial Royyan
oleh Mohammad Danial Royyan
Waktu baca 1 menit

Katagori

Grup

Oleh Mohammad Danial Royyan

Nabi Ibrahim AS mengunjungi rumah anaknya, Ismail di Makkah, namun Ismail sedang berburu kijang. Dia bertemu dengan istri Ismail yang juga menantunya, lalu bartanya: “Bagaimana keadaan rumahtanggamu?”.

Istri Ismail menjawab: “Kek, menjadi istri Ismail itu payah, dia tidak punya apa-apa!.”

Ibrahim mengeluh lalu berkata: “Sudahlah aku mau pulang. Sampaikan salamku kepada Ismail dan aku berpesan kepadanya agar mengganti daun pintu di depan itu!.”

Setelah Ismail pulang, istrinya bercerita tentang tamu yang sudah pamitan. Ismail berkata: “Tamu itu ayahku. Arti dari pesan bahwa aku supaya mengganti daun pintu adalah dia menyuruhku untuk menceraikanmu. Pulanglah kau sekarang dan menyusullah ke keluargamu.”

Setelah itu Ismail menikah lagi dengan wanita lain. Ketika Ibrahim AS berkunjung untuk kedua kalinya ke rumah Ismail, kebetulan Ismail juga sedang tidak di rumah, bertemulah Ibrahim dengan menantunya lalu bertanya:

“Bagaimana keadaan rumahtanggamu bersama Ismail?.”

Istri Ismail menjawab: “Alhamdulilah, aku beruntung menjadi istri Ismail karena bisa belajar agama dan mengenal Allah.”

Mendengar jawaban itu, lega sekali hati Ibrahim AS lalu berkata: “Sudahlah aku mau pulang. Sampaikan salamku kepada Ismail dan aku berpesan agar daun pintu di depan jangan diganti.”

Setelah Ismail pulang dari safarnya, istrinya bercerita tentang tamunya. Ismail berkata: “Dia adalah ayahku. Arti pesan bahwa aku tidak boleh mengganti daun pintu depan adalah aku tidak boleh menceraikanmu, tetaplah kau menjadi istriku.”

Dari perkawinan Ismail yang kedua ini, lahirlah anak cucu yang terhimpun dalam sebuah bangsa yang bernama Arab. Dari bangsa itu lahir seorang manusia yang paling mulia di sisi Allah, yaitu Muhammad Rasulullah SAW.

Beberapa pelajaran dapat diambil dari cerita di atas sbb:

  1. Ada bahasa isyarat yang disampaikan oleh Ibrahim AS, yaitu pesan yang dapat dipahami oleh Ismail tetapi tidak dapat dipahami oleh istrinya.
  2. Bahasa isyarat itu dapat disampaikan kepada orang yang mampu berpikir untuk menghindari lahirnya fitnah dan hoax.
  3. Kita harus menjadi orang yang memiliki ilmu jiwa dengan dapat memahami bahasa isyarat, supaya menjadi pemimpin yang punya kepekaan dan kepedulian.
  4. Kalau mau mencari jodoh atau menantu, pilihlah orang yang salih atau salihah supaya melahirkan keturunan yang baik.
  5. Jodoh itu takdir dari Allah, terbukti banyak orang pandai yang salah pilih. Oleh karena itu, disunnahkan shalat istikharah, minta petunjuk dari Allah agar tidak salah.