Mohammad Danial Royyan
oleh Mohammad Danial Royyan
Waktu baca 2 menit

Katagori

Grup

Oleh : H. Mohammad Danial Royan

Paman Nabi Muhammad SAW yang hidup di masa kerasulannya ada empat orang. Dua orang beriman kepada kerasulannya dan memeluk agama Islam. Dan satu orang lagi diikhtilafkan keislamannya, dan seorang lagi menjadi kafir bahkan menjadi tokoh Quraisy yang menentang kerasulannya.

Dua orang yang beriman adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan al-Abbas bin Abdul Muthalib radhiallahu ‘anhuma.

Satu orang lagi menolongnya, menjaganya, menjadi pelindungnya dari keganasan kaum Quraisy dan tidak menentang dakwahnya, dia adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Menurut sebagian ulama, Abu Thalib tidak masuk Islam tetapi menurut Imam Ibn Hajar Al-Haitami bahwa dia telah masuk Islam sebelum meninggal dunia.

Dan yang keempat adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Ia menentang dan memusuhui keponakannya sendiri. Bahkan menjadi tokoh yang melakukan propaganda kepada orang-orang musyrikin dan kafirin di Makkah untuk memerangi Nabi Muhammad. Karena mempunyai wajah tampan yang menyala seperti Lahab (nyala api), maka Abdul Uzza dikenal dengan nama Abu Lahab. Karena sikap Abu Lahab yang kelewat batas dalam memusuhi Nabi, maka Allah mengecamnya di dalam Alquran dan mengabadikan namanya dalam surat Al-Lahab.

Abu Lahab itu tokoh Quraisy yang kaya raya, akan tetapi tidak memiliki anak laki-laki dan di dalam tradisi bangsa Arab waktu itu, anak laki-laki menjadi kebanggaan orangtuanya. Oleh karenanya dia memiliki harapan besar terhadap anak Abdullah (saudara kandungnya yang telah meninggal) yang masih di dalam kandungan ibunya, Aminah. Sehingga dia menyuruh budak perempuannya Tsuwaibah untuk menemani Aminah hingga melahirkan anaknya. Ketika Aminah melahirkan anak laki-laki yang dinamai Muhammad, Tsuwaibah mengkhabarkannya kepada junjungannya Abu Lahab. Saking senangnya mendengar khabar kelahiran Muhammad, Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah.

وقد روى عروة خبرا مرسلا أنه لما مات أبو لهب أريه بعض أهله بشر حيبة، قال له: ماذا لقيت؟ قال أبو لهب: لم ألق بعدكم راحة غير أني سقيت في هذه بعتاقتي ثويبة رواه البخاري

Dan Urwah telah meriwayatkan hadits mursal bahwa ketika Abu Lahab mati maka salah satu keluarganya, yaitu Abbas, melihatnya lewat mimpi dalam keadaan sangat mengenaskan. Abbas bertanya: “Apa yang engkau temui?”. Abu Lahab menjawab: “Sejak aku berpisah dari kalian aku tidak pernah menemui kenikmatan, cuma aku diberi minuman tiap Senin karena memerdekakan Tsuwaibah” (H.R. Bukhari).

ذكر السهيلي أن العباس قال : لما مات أبو لهب رأيته في منامي بعد حول في شر حال فقال : ما لقيت بعدكم راحة , إلا أن العذاب يخفف عني كل يوم اثنين , قال: وذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم ولد يوم الاثنين , وكانت ثويبة بشرت أبا لهب بمولده فأعتقها

As-Suhaily menyebutkan bahwa Al-Abbas berkata: Ketika Abu Lahab telah mati, aku melihatnya lewat mimpi setelah satu tahun, dia dalam keadaan paling mengenaskan, lalu dia berkata: “Aku tidak menemukan kenikmatan sejak berpisah dari kalian, cuma siksaan terhadapku diringankan tiap hari Senin”. As-Suhaily berkata: “Yang demikian itu terjadi karena Nabi SAW dilahirkan pada hari Senin. Dan Tsuwaibah memberikan berita gembira kepada Abu Lahab tentang kelahiran Nabi SAW lalu Abu Lahab memerdekakannya.”

Kedua hadits di atas digubah menjadi syair oleh Syekh Muhammad bin Nashiruddin Ad-Dimsyaqy sebagai berikut:

اذا كان هذا كافرا جاء ذمه

بتبت يداه في الجحيم مخلدا                                    

اتى انه في الاثنين كان دائما

يخفف عنه للسرور باحمدا                                    

فما الظن بالعبد الذي كان عمره

باحمد مسرورا ومات موحدا                                    

Apabila Abu Lahab itu seorang kafir yang dikecam Allah dengan “Tabbat Yadàhu” dan dia selamanya disiksa di neraka Jahìm,

Ada hadits yang menyatakan bahwa dia setiap hari Senin selalu diberi cuti dari siksaan karena pernah bersukacita menyambut kelahiran Muhammad

Maka apa dugaanmu dengan seorang hamba yang sepanjang umurnya bersukacita memperingati kelahiran Muhammad dan dia mati sebagai seorang yang ahli tauhid?

اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى اله